Pages

Selasa, 18 September 2012

Penatalaksanaan Hipoglikemia

Kasus 3

Tn s 40 tahun datang dirawat di IGD karena tidak sadarkan diri. Pasien terdiagnosa DM tipe II sejak 10 tahun yang lalu. Sudah 2 hari ini keluarga menyatakan klien merasa mual sehingga tidak mau makan namun keluarga tetap menyuntikkan insulin sesuai dosis yang di instruksikan dokter. Saat ini berdasarkan hasil pengkajian pada pasien kadar glukosa darah 30 mg/dl. Sebelum pasien tidak sadarkan diri mengeluh berdebar, berkeringat, gemetar, gelisah, mual, pusing , bingung, kelelahan, nyeri kepala, kesulitan berbicara.
Hipoglikemia adalah suatu keadaan dimana kadar glukosa darah berada dibawah kadar
normal. Pada pasien diabetes hipoglikemia dapat terjadi karena terapi insulin yang melebihi
dosis yang dibutuhkan.

Ciri khas  Hipoglikemia :
Hipoglikemia merupakan salah satu komplikasi akut diabetes melitus dan merupakan faktor penghambat utama dalam mencapai sasaran kendali glukosa darah. Bila terdapat penurunan kesadaran pada penyandang diabetes, harus selalu dipikirkan kemungkinan terjadinya hipoglikemia. Hipoglikemia pada diabetes paling sering disebabkan oleh penggunaan obat sulfonilurea dan insulin. Hipoglikemia akut menunjukkan gejala dan Triad yang meliputi: a) keluhan yang menunjukkan adanya kadar glukosa plasma yang rendah; b) kadar glukosa plasma yang rendah (<3 mmol/L hipoglikemia pada diabetes), dan c) gejala mereda setelah kadar glukosa plasma meningkat.

Penatalaksanaan
  1. Pada stadium permulaan (sadar), diberikan gula murni 30 gram (sekitar 2 sendok makan) atau sirup/permen gula murni (bukan pemanis pengganti gula atau gula diet/gula diabetes) dan makanan yang mengandung karbohidrat. Obat hipoglikemik dihentikan sementara. Glukosa darah sewaktu dipantau setiap 1-2 jam. Bila sebelumnya pasien tidak sadar, glukosa darah dipertahankan sekitar 200 mg/dl dan dicari penyebab hipoglikemia.
  2. Pada stadium lanjut (koma hipoglikemia atau tidak sadar dan curiga hipoglikemia), diberikan larutan dekstrosa 40% sebanyak 2 flakon (=50 ml) bolus intravena dan diberikan cairan dekstrosa 10% per infus sebanyak 6 jam per kolf. Glukosa darah sewaktu diperiksa. Jika GDS < 50 mg/dl, ditambahkan bolus dekstrosa 40% 50 ml secara intravena; jika GDS < 100 mg/dl ditambahkan bolus dekstrosa 40% 25 ml intravena. GDS kemudian diperiksa setiap 1 jam setelah pemberian dekstrosa 40%, jika GDS < 50 mg/dl maka ditambahkan bolus dekstrosa 40% 50 ml intravena; jika GDS < 100 mg/dl maka ditambahkan bolus dekstrosa 40% 25 ml intravena; jika GDS 100-200 mg/dl maka tidak perlu diberikan bolus dekstrosa 40%; jika GDS > 200 mg/dl maka dipertimbangkan untuk menurunkan kecepatan drip dekstrosa 10%. Jika GDS > 100 mg/dl sebanyak 3 kali berturut-turut, pemantauan GDS dilakukan setiap 2 jam dengan protokol sesuai di atas. Jika GDS > 200 mg/dl, pertimbangkan mengganti infus dengan dekstrosa 5% atau NaCl 0,9%. Jika GDS > 100 mg/dl sebanyak 3 kali berturut-turut, pemantauan GDS dilakukan setiap 4 jam dengan protokol sesuai di atas. Jika GDS > 100 mg/dl sebanyak 3 kali berturut-turut, dilakukan sliding scale setiap 6 jam dengan regular insulin.
  3. Bila hipoglikemi belum teratasi, dipertimbangkan pemberian antagonis insulin seperti adrenalin, kortison dosis tinggi, atau glukagon 0,5-1 mg iv/im. Jika pasien belum sadar dengan GDS sekitar 200 mg/dl, diberikan hidrokortison 100 mg per 4 jam selama 12 jam atau deksametason 10 mg iv bolus dilanjutkan 2 mg tiap 6 jam dan manitol 1,5-2 g/kgBB iv setiap 6-8 jam dan dicari penyebab lain penurunan kesadaran. Untuk menghindari timbulnya hipoglikemia pada pasien perlu diajarkan bagaimana menyesuaikan penyuntikan insulin dengan waktu dan jumlah makanan (karbohidrat), pengaruh aktivitas jasmani terhadap kadar glukosa darah, tanda dini hipoglikemia, dan cara penanggulangannya.

Pengobatan Hipoglikemi Akut
Ringan :
15-20 g karbohidrat yang diserap dengan cepat, contoh :
Lucozade 100-150 ml mendekati setengah cangkir teh
Jus buah 150-200 ml mendekati satu cangkir teh penuh
Lemonade 150-200 ml mendekati satu cangkir teh penuh
Atau tidak diet cola
Ulangi setelah 5 menit jika tidak ada perbaikan
Kemudian
Salah satu
Mengambil makanan dengan 60 min dengan dosis insulin yang digunakan, jika sesuai
Atau 10 gr zat tepung karbohidrat (co:sepotong roti) jika makan diberikutnya 1-2 jam
Atau 20 gr zat tepung karbohidrat (2 potong roti) jika makanan tidak untuk 2 jam atau malam hari

Cek gula darah pada 30 menit untuk memastikan sudah pulih/sembuh sampai 4mmol/L
Berat :
IM glukagon 1 mg bisa diberikan efektif dengan 10 min
Kemudian
20 g karbohidrat yg diserap cepat dan jika pulih
40 g karbohidrat yg diserap cepat (co : 2 potong roti)
Atau
IV glukosa 75 ml 20% glukosa
Ulangi pada 5 min jika tidak pengaruh
Kemudian
20 g karbohidrat yang diserap cepat dan jika pulih
40 gr karbohidrat yang diserap cepat (co: 2 potong roti)
Jangan gunakan 50% glukosa kecuali kalau melewati saluran pusat vena ( central venous line)

Daftar pustaka
Perkumpulan Endokrinologi Indonesia. 2006. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia 2006.  Jakarta. PB Perkeni. p. 30-31
Wirdasari. Program Profesi Pendidikan Dokter. Ilmu Penyakit Dalam RSUD Setjonegoro Wonosobo.
Watkins, J peter dkk. Diabetes and its management.2003. blackwell publishing: Australia

0 komentar:

Posting Komentar

 

(c)2009 Nursing Care Moslem. Based in Wordpress by wpthemesfree Created by Templates for Blogger